Kamis, 07 April 2011

Sejarah Suku Duano Tanjung Solok Tanjung Jabung Timur


Menurut keterangan dari Datuk Mukteng seorang sesepuh Suku Duano asal mulanya suku duano ini dari Jeddah (araf), sewaktu rasullullah mengislamkan manusia disana yang belum islam, jadi ada sebagian orang disana takut di sunat, takut mati dipotong kemudian lari, mereka buat perahu 7 buah perahu dan setelah lengkap peralatannya berangkatlah orang tadi dari jeddah sementara yang lain tidak ikut, kemudian siang malam belayarlah orang itu. Karena orang zaman dulu dia tidak suka banyak bicara, jadi kalau kata dia pergi ya pergi. Maka mereka mengadakan permintaan dengan Allah SWT sang pencipta alam semesta, mereka meminta angin  yang kuat untuk agar mudah berlayar. Dengan tujuan yang tidak menentu kemana mau dituju, selama 7 hari 7 malam mereka berlayar di lautan lepas hanya dengan mengikut kemana arah angin yang mengemudikan perahu layar mereka. Setelah begitu lama belayar dengan tiada tujuan yang pasti mereka melihat air di laut itu ada yang keruh tidak sama dengan air laut biasa kemudian mereka mengarahkan perahu mereka kesana dan setelah sampai ketempat yang berair keruh tersebut mereka menancapkan pendayung mereka ke bawah, ternyata sampai kepasir, setelah tau bahwa mereka menemukan beting (pulau pasir di tengah laut) mereka langsung memasang pancang dengan pendayung untuk menambat perahu dan beristirahatlah disana. Karena sudah terlalu kelelahan dan akhirnya tertidur di perahu masing-masing, kemudian setelah bangun perahu-perahu mereka tidak bergoyang-goyang lagi seperti semula dan mereka melihat kesekeliling ternya mereka berada di atas amparan pasir yang luas dan perahu-perahu sudah kandas tidak berada di atas air lagi. Karena rasa lelah dan letih belum hilang akibat perjalanan yang terlalu jauh mereka memilih untuk tidur lagi, setelah air pasang kembali mereka masih tertidur kemudian setelah air surut banyak terdengar bunyi burung yang mencari makanan di amparan pasir tersebut, burung-burung itu memakani ikan-ikan kecil dan anak-anak ketam laut, burung itu disebut masyarakat tanjung solok dengan burung pucung (sejenis dengan burung bango hanya saja lebih kecil). Setelah air pasang burung-burung tersebut berterbangan karena sudah tidak bisa mencari makan di amparan pasir tersebut. Mereka juga berpikir ingin mencari daratan karena air sudah mulai pasang kembali, sehingga mereka memutuskan untuk mengikuti kemana arah terbang burung tadi terbang, sebab menurut mereka burung tersebut pasti menuju daerah yang ada pohon-pohonan untuk bertengger, setelah mereka lihat ternyata burung tersebut menuju kearah timur kemudian mereka mengikuti burung tersebut dan akhirnya ditemukanlah pantai yang ada pohon-pohon dan mereka mengambil sebatang pohon untuk dijadikan pancang penambat perahu di amparan pasir yang telah mereka temukan tadi, setelah mengambil sebatang pohon tadi mereka kembali ke amparan pasir tersebut dan ditancapkanlah sebatang pohon yang telah diambil tadi, kemudian mereka mengikatkan potongan kain di atas kayu yang di tancapkan tadi, kain tersebut dinamakan Perca, jadi tempat tersebut terkenal dengan nama ” Pulau Perca ” pada zaman penjajah belanda. Setelah memasang pancang dan bendera tersebut mereka terus melanjutkan perjalanan laut ke daerah lain namun ada juga yang tetap tinggal di Pulau Perca tersebut. Pulau Perca yang dimaksud itu adalah Kampung Laut, karena pemekaran daerah maka sekarang Kampung Laut di bagi menjadi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Laut dan Kelurahan Tanjung Solok di bawah naungan Kecamatan Kuala Jambi, masyarakat suku Duano yang ada di daerah tersebut tepatnya di Jl. Trio Perkasa RT.07  Kelurahan Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung timur pada saat sekarang, sementara sebagian dari mereka yang terus berlayar sekarang kebanyakan menetap di sungai belah, cuncung luar, cuncung dalam, kuala enok, tembilahan dan  daerah lain disekitarnya yang termasuk dalam naungan  provinsi kepulauan riau. Di provinsi Jambi selain di Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung Timur masyarakat Suku Duano dapat juga kita temukan di Kampung Nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar