Jumat, 14 Oktober 2011

Kondisi Masyarakat Suku Duano di Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada saat ini

Di Provinsi Jambi terdapat Masyarakat Suku Duano mereka bertempat tinggal di daerah pantai timur Jambi, yaitu di Tanjung Solok, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Masyarakat Suku Duano yang menetap di daerah ini berjumlah 76 Kepala Keluarga (KK), dan 331 jiwa. Suku Duano sudah lama menetap di daerah tersebut mulai dari adanya pelayaran antar pulau mereka sudah menempati Tanjung Solok sampai saat ini. Jika di tinjau dari tingkat pendidikan Suku Duano yang ada di Tanjung Solok  Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih buta aksara dan buta huruf. Namun, sekarang anak-anak mereka sudah mulai bersekolah ada yang masih Sekolah Dasar (SD) dan ada juga yang sudah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Secara Geografis Tanjung Solok menghadap ke laut lepas. Suku Duano yang ada di Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini sudah bisa hidup berdampingan dengan masyarakat setempat, hal ini terbukti ada beberapa dari mereka menikah dengan masyarakat suku lain yang menetap di daerah tersebut. Tanjung Solok ditempati oleh berbagai macam suku/etnis diantaranya  suku Jawa, Sunda, Banjar, Bugis, Melayu, Minang, Madura dan termasuklah Suku Duano yang juga menempati daerah tersebut. Suku Duano di Provinsi Jambi termasuk dalam kategori Komunitas Adat Terpencil ( KAT).
Dari pengamatan sementara yang saya lakukan pada 5-6 November 2010 yang lalu, bahwa Suku Duano yang ada di Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara umum pekerjaan mereka sebagai nelayan penangkap ikan laut. Hasil tangkapan yang diperoleh dalam sehari tidak dapat dipastikan tergantung keadaan cuaca, jika cuaca bagus penghasilan mereka akan banyak  banyak begitu juga sebaliknya, sebagian besar Masyarakat Suku Duano melaut bekerja sebagai buruh laut, mereka tidak mempunyai kendaraan dan alat tangkap sendiri sehingga pendapatan mereka tersebut setelah dikurangi dengan ongkos minyak harus dibagi antara pemilik dengan buruh laut. Pembagian hasil tangkapan antara pemilik alat dengan para pekerja dengan cara: semua hasil tangkapan dalam sehari dibagi dua terlebih dahulu antara pemilik alat dengan pekerja, setelah itu baru dibagi lagi dengan berapa orang pekerja dalam satu alat tangkap tersebut, hasil bagian antara beberapa pekerja tadi yang menjadi pendapatan harian setiap pekerja buruh laut Masyarakat Suku Duano,  dengan penghasilan menjadi buruh laut yang tidak menentu, namun jarang sekali kita temukan mereka bekerja dalam bentuk usaha lain seperti bertani, berladang, berdagang, wirasuasta dan lain sebagainya.
Tetapi sekarang ada beberapa dari mereka yang sudah mulai bekerja dalam bentuk usaha lain seperti berdagang ikan, udang, dan terasi namun penghasilan yang mereka dapatkan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, pendapatan dari kegiatan berdagang dan mencari ikan di laut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari saja, tidak dapat menyisihkan uang untuk keperluan lain. Misalnya menabung, sementara masyarakat lain yang mempunyai pekerjaan sama dengan mereka bisa hidup lebih layak jika kita bandingkan dengan kehidupan Masyarakat Suku Duano di daerah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka fokus penelitian ini ialah: (1) kurang lengkapnya alat yang digunakan untuk menangkap ikan seperti perahu, jala, jaring, pancing dan lain sebagainya, (2) budaya kerja masih rendah, kurangnya motivasi sehingga kurangnya keinginan untuk hidup yang lebih baik dan cepat puas dengan apa yang mereka dapatkan, misal jika mereka melaut setelah mendapatkan ikan besar mereka langsung pulang sebelum waktu pulang.

suku duano tanjung solok tanjung jabung timur: Sejarah Suku Duano Tanjung Solok Tanjung Jabung Ti...

suku duano tanjung solok tanjung jabung timur: Sejarah Suku Duano Tanjung Solok Tanjung Jabung Ti...: Menurut keterangan dari Datuk Mukteng seorang sesepuh Suku Duano asal mulanya suku duano ini dari Jeddah (araf), sewaktu rasullullah meng...